Kamis, 08 November 2012

Makalah :Tipe – Tipe Bunuh Diri Emile Dulkheim

PENDAHULUAN

Latar belakang

Pada dasarnya bahwa bunuh diri di Indonesia bukan lah suatu yang asing lagi. Melainkan suatu fenomena yang sangat akrab ditelinga kita, entah itu dari media cetak maupun media elektronik. Penyebabnya beragam macamnya, ada yang karena masalah ekonomi, masalah cinta, masalah politik, dan masih banyak lagi.

Tanpa ada rasa ragu dan takut para pelaku bunuh diri mengakhiri hidupnya dengan sangat tragis. Contohnya saja seorang pemuda berusia 17 tahun, nekat gantung diri karena hanya dikucilkan oleh teman – temannya. Memang sangat ironis kalau dipikrkan oleh orang yang masih memiliki akal sehat, tapi begitulah kenyataanya. Begitu banyaknya kasus bunuh diri yang ada di Indonesia menyebabkan para pemburu berita tertarik untuk menjadikannya sebagai sumber berita. Bunuh diri itu sendiri merupakan salah satu cara yang praktis untuk mengakhiri hidup suatu individu. Individu yang nekad bunuh diri tidak lain karena iman yang lemah, apabila ditinjau dari segi agama.
           
Seseorang yang buuh diri banyak macam caranya. Ada yang gantung diri, loncat dari tempat yang tiggi, minum racun, dll. Kesemua itu hanyalah tindakan yang nekad dari pelaku bunuh diri, yang pada dasarnya tidak lah menyelesaikan masalah. Tindakan bunuh diri dilakukan karena si pelaku menganggap sebagai ranah peyelesaian masalah. Padahal tidak, karena tindakan yang bodoh tersebut hanyalah dorongan setan semata. Tapi entah kenapa mereka memilih bunuh diri sebagai ranah penyelesain masalah. Semua orang pernah mengalami masalah bahkan sering, tapi tidak secepat itu untuk bunuh diri. Itulah kenyataan yang marak terjadi disekitar kita yang tidak mampu atau belum mampu diselesaiakan, entah itu memberi penjelasan secara pendekatan Sosiologis ataupun pendekatan Agama.




Rumusan Masalah

Dari Latar belakang di atas maka dapat dikemukakan Rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana pelaku bunuh diri memilih bunuh diri sebagai ranah penyelesaian masalah ?
  2. Apa penyebab bubuh diri di Indonesia ?

Tujuan

            Tujaun adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui secaran  teoritis penyebab bunuh diri itu sendiri.
  2. Ingin mengetahui penyebab bunuh diri di Indonesia.

Manfaat

  1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan keilmuan kepada mahasiswa / mahasiswi terutama dalam hal kajian yang berkaitan dengan penyebab bubuh diri di Indonesia.
  1. Manfaat Praktis
Memberikan informasi atau pengetahuan tentang penyebab bunuh diri yang lebih khususnya di Indonesia kepada saya dan pembaca tentunya sebagai masukan atau informasi untuk intropeksi diri.




PEMBAHASAN

Emile Durkheim lahir di Epinal, Prancis pada tanggal 15 April 1858. Ia adalah seorang yang memiliki keturunan dari orang yahudi. Dia menolak karier akademis tradisional di bidang filsafat dan berusaha memperoleh pelatihan ilmiah yang diperlukan untuk memandu moral masyarakat. Walaupun dia tertarik pada sosiologi ilmiah, namun dimasa itu belum ada disiplin sosiologi, sehingga antara tahun 1882 sampai 1887 dia mengajar filsafat dibeberapa sekolah propinsi di sekitar Paris. Durkheim melakukan perjalanan ke Jerman dimana ia berkenalan dengan psikologi ilmiah yang dirintis oleh Wilhelm Wundt. Durkheim menerbitkan beberapa karya yang melukiskan pengalamannya di Jerman. Publikasi-publikasi ini membantunya memperoleh posisi di departement filsafat di Universitas Bordeaux pada tahun1887.
Tahun 1893 ia menerbitkan tesis doktoral dalam bahasa Prancis, The Division of Labour in Society dan tesisnya dalam bahasa latin Montesquieu. Pernyataan metodologis utamanya, The Rules of Sociologycal Method yang terbit tahun 1895. Pada tahun 1897 diikuti oleh penerapan metode-metode tersebut dalam study empiris dalam buku Le Suicide. Tahun1896 ia menjadi profesor penuh di Bordeaux. Kini Durkheim sering kali disebut sebagai seorang yang berhaluan politik konservatif dan pengaruhnya dalam bidang sosiologi jelas-jelas konservatif. Namun pada zamannya ia dipandang sebagai seorang liberal dan ini tercermin ketika ia secara aktif berperan dalam membela Alfret Dreyfus yang divonis mati karena penghinaan terhadap Tuhan. Durkheim wafat pada tanggal 15 November 1917.
Dalam studinya Le Suicide durkheim bermaksud untuk menyelidiki sampai sejauh mana dan bagaimana individu-individu dalam masyarakat modern masih tergantung dan berada di bawah pengaruh masyarakat.


Warga Jakarta, Senin, 30 November 2009 lalu dikagetkan peristiwa jatuhnya seorang perempuan, bernama Ice Juniar dari lantai lima Grand Indonesia. Belum juga usai pemberitaan perempuan malang ini, warga Jakarta kembali dikejutkan kembali dengan jatuhnya seorang pria bernama Reno. Dia terjatuh dari lantai lima pada 20.30 WIB.Banyak spekulasi bermunculan atas cerita jatuhnya kedua orang ini. Mulai dari bunuh diri, faktor keamanan mall, kelalaian dari pengelola mal, atau pasangan bunuh diri seperti dalam cerita Romeo dan Juliet karya William Shakespeare.Namun, angka kematian akibat bunuh diri di tanah air belakangan cenderung meningkat. Kasus yang disebabkan banyak faktor ini, cenderung dilakukan ditempat-tempat terbuka.
Di Provinsi Bali, berdasarkan data yang dihimpun Kepolisian Daerah Bali selama lima bulan tahun 2008 sebanyak 70 kasus, sementara tahun 2009 ada 39 kasus.
Namun caranya berbeda, justru kasus yang terbanyak melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri sebanyak 36 orang, minum racun dua kasus, menceburkan diri ke sumur satu kasus.
Pelakunya, sebagian besar dilakukan laki-laki. Untuk tahun ini sebesar 24 orang, sementara perempuan ada 15 orang. Sedangkan tahun 2008 ada 52 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.Untuk tingkat usia terbanyak 46-80 tahun ada 14 kasus, 26-45 tahun ada 12 kasus, dan 16-25 tahun dan 5-15 tahun masing-masing ada 11 dan 2.
Jelas ini sangat memprihatinkan, apalagi latar belakang para pelaku bunuh diri karena sakit yang menahun ada 25 kasus, terhimpit masalah ekonomi 5 kasus, dan frustasi ada 9 kasus. Yang membuat miris, justru terbesar dilakukan petani sebanyak 22 kasus, swasta 10 kasus, buruh dan pelajar masing-masing 5 dan dua kasus.Sementara pada lima tahun terakhir, berdasarkan data yang diluncurkan forensik FKUI/RSCM 2004 terdapat 771 orang laki-laki bunuh diri dan 348 perempuan bunuh diri. Dari jumlah tersebut, 41 persen melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri, dengan menggunakan insektisida 23 persen, dan overdosis mencapai 356 orang.
Pada tahun 2005, tingkat bunuh diri di Indonesia dinilai masih cukup tinggi. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005, sedikitnya 50.000 orang Indonesia melakukan tindak bunuh diri tiap tahunnya. Dengan demikian, diperkirakan 1.500 orang Indonesia melakukan bunuh diri per harinya.Sementara untuk tahun 2007, terdapat 12 korban bunuh diri karena terimpit persoalan ekonomi, delapan kasus lainnya akibat penyakit yang tak kunjung sembuh lantaran tidak punya uang untuk berobat, dan dua kasus akibat persoalan moral yakni satu orang lantaran putus cinta, dan seorang akibat depresi.Lalu pada 2008, berdasarkan data sejak awal 2008 hingga bulan April sudah ada 11 kasus bunuh diri yang terjadi di Kabupaten Banyumas atau rata-rata tiap bulannya hampir tiga kasus.
Adapun faktor psikologi yang mendorong orang bunuh diri adalah dukungan sosial kurang, baru kehilangan pekerjaan, kemiskinan, huru-hara psikologi, konflik berat pengungsi dan sebagainya.
Sementara berdasarkan data dari Sumber Wahana Komunikasi Lintas Spesialis menunjukan, di Indonesia tidak ada data nasional secara spesifikasi tentang bunuh diri.
            Pernyataan diatas merupakan salah satu dari teorinya Emile Durkheim. Dalam teorinya, ada empat tipe – tipe bunuh diri yaitu :
1. Egoistic
2. Anomik
3. Altruistik
4. Fatalistik


            Berkaitan dengan pernyataan dan kasus di atas maka kasus yang bunuh diri yang terjadi tergolong pada tipe bunuh diri Egoistik yaitu sikap seseorang yang tidak berintegrasi dengan kelompoknya dan memilih untuk menyendiri dari kehidupan sekitar yang berinteraksi dengan dirinya, kelompok disini merupakan tempat untuk berhubungan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, terdiri dari keluarga, teman-teman yang dekat, dan masyarakat luas. Biasanya tipe bunuh diri semacam ini didasari oleh sikap yang tidak terbuka kepada orang lain, sehingga akan menyebabkan perasaan terasing dari masyarakat dan akan menyebabkan orang tersebut untuk memikirkan dan mengusahakan kebutuhannya sendiri tanpa memperhatikan kebutuhan maupun bantuan dari orang lain ataupun masyarakat. Dalam kehidupannya pasti ia tidak memiliki tujuan tujuan bersama dalam kehidupan kelompoknya selain kepentingannya sendiri, sehingga ia akan merasa tersudut yang disebabkan oleh egoisme yang berlebihan dan akan mengakibatkan terjadinya bunuh diri. Dari beberapa hal tersebut dapat di analisis bahwa kondisi integrasi antara pelaku bunuh diri tersebut dengan kelompoknya dapat dikatakan rendah. Misalnya : siswa yang bunuh diri karena tidak lulus sekolah.
            Dalalm kasus lainnya diberitakan dan tidak kalah menhebohkannya yaitu Seorang pemuda berusia 17 tahun, nekat gantung diri hanya karena dikucilkan teman-teman di lingkungan rumahnya di Cimanggis Depok, Jawa barat. Aksi nekat pemuda bernama Rahmat Fauzi, dilakukan di rumahnya sendiri.Aksi gantung diri ini pertama kali diketahui adik korban yang baru saja bangun tidur, Senin 24 Agustus 2009. Kejadian ini membuat warga RT 2 RW 13, Cimanggis Depok geger. Warga tahu setelah mendengar teriakan keluarga korban. Sebelum gantung diri Fauzi memang bercerita kepada Rahman, adiknya. Dia malu karen sering membuat masalah di lingkungan rumahnya.
"Dia cerita mau bunuh diri karena sering buat malu lingkungan" ujar Rahman.
Kejadian ini membuat Yuyun, ibu korban tak dapat menahan tangis. Petugas Indentifikasi Polsek Cimanggis, memastikan kalu korban tewas karena bunuh diri. Untuk pemeriksaan lebih lanjut jasad korban kemudian dibawa ke RSCM untuk keperluan otopsi.
            Berkaitan dengan tipe bunuh dirinya Emile Dulkheim yaitu kasus bunuh diri yang terjadi di angkatan laut dimana, Seorang anggota TNI AL yang berdinas di Pusat Pendidikan (Pusdik) Dasar Militer (Sarmil) Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal), Sertu Yulianto tewas bunuh diri di Sidoarjo, Kamis pagi.Prajurit berpangkat sersan itu mati di kamar mandinya dalam kondisi sangkur militer menancap di bagian perut. Kuat dugaan prajurit dengan dua anak itu melakukan bunuh diri.Kabagpen Kobangdikal, Mayor Laut (KH) Utomo ketika dikonfirmasi menjelaskan, Polisi Militer TNI AL (Pomal) kini masih menyelidiki semua hal terkait dengan kasus yang mengagetkan keluarga korban maupun TNI AL itu."Selama ini Sertu Yulianto dikenal baik di lingkungan tempatnya bekerja yang bermarkas di Juanda. Kami belum tahu apa motif dari dugaan bunuh diri itu," katanya.Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Dr Toni Syaiful mengemukakan bahwa sesuai hasil penyelidikan Pomal, memang tidak ditemukan adanya sidik jari orang lain dalam sangkur yang menancap di perut korban."Cuma motifnya belum diketahui. Bunuh diri ini kan masalah yang rumit karena korban meninggal dunia. Pomal masih menggali informasi dari banyak pihak. Namun isteri korban masih belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam keadaan tertekan," katanya.Peristiwa bunuh diri itu terjadi setelah korban menyuruh isterinya membeli obat sakit kepala. Saat isterinya kembali, ternyata Yulianto sudah ditemukan tewas di kamar mandi."Yulianto langsung mati karena tusukan sangkurnya menancap mengenai livernya. Sangkur itu menancap sedalam 20 Cm dan lebar 7 Cm. Tanda-tanda pembunuhan oleh orang lain tidak ditemukan karena pagi itu tidak ada orang lain yang masuk ke rumahnya," katanya.
Dalam kasus bunuh diri di atas dapat dijelaskan oleh tipe bunuh diri Altruistik yaitu . Pengintegrasian antara individu yang satu dan lainnya berjalan secara lancar sehingga menimbulkan masyarakat yang memiliki integrasi yang kuat. Sehingga integrasi yang kuat tersebut akan menekan individualisme anggota kelompoknya ketitik dimana individu dipandang tidak pantas atau tidak penting dalam kedudukannya sendiri.





KESIMPULAN


            Tindakan nekad untuk bunuh diri merupakan salah satu cara untuk penyelesaian masalah menurut para pelaku bunuh diri. Padahal kalau menurut agama merupakan perbuatan yang merugi. Sangat ironis tindakan bunuh diri yang dilakukan, jika hanya tujuannya adalah untuk menyelesaikan masalah. Menurut orang yang masih memiliki akal sehat tindakan trsebut tentulah perbuatan yang bodoh. Apapun kata mereka mengakatakan bahwa perbuatan tersebut itu bodoh atau orang yang merugi, tapi fenomena tersebutlah yang realitanya terjadi. Seperti kejadian yang dijakarta, tepatnya di Mall. Dua warga mengkegatkan orang sekitar yaitu di tempat yang sama dilakukan aksi bunuh diri. Ada yang berpendapat bahwa mereka adalah pasangan kekasih yang sdang dilanda masalah cinta mereka sehingga terjadilah bunuh diri. Dan ada pula yang berpendapat bahwa satpam Mall yang kurang sigap untuk mengantisipasi hal yang mungkin terjadi. Apapun kata mereka semuanya sudah terjadi. Kasus bunuh diri yang juga menghebohkan para pemburu berita dan pelanggan berita. Tepatnya di Bali, seorang laki – laki yang masih berumur 17 tahun nekad bunuh diri yang karena hanya dikucilkan oleh temannya. Dan motifnya lainnya masih tidak dapat dipastikan. Menurut sebagian ilmuan bahwa kecenderungan melakukan bunuh diri dipicu oleh kerusakan genetik yang mempengaruhi pertumbuhan sel syaraf. bahwa perilaku bunuh diri bisa berlangsung turun temurun dalam sebuah keluarga. Para ilmuwan menganalisa varian genetik yang ada pada 394 pasien yang didiagnosa mengalami depresi, termasuk 113 orang pasien yang tercatat pernah melakukan upaya bunuh diri. Kesemanya tersebut dikaji dalam salah satu teorinya Emile Dulkheim yanitu tipe – tipe bunuh diri yang diantaranya, Egoistik , Anomic, Altruistik, Fatalistik.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar