Jumat, 02 November 2012

Makalah : Modal Sosial dalam Industri Rokok Sangkar Mas Malang



Modal Sosial dalam Industri Rokok Sangkar Mas Malang



Oleh :
Mohammad Rikiyansyah
Nim :
09240039

Jurusan Sosiologi Industri
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( FISIP )
Universitas Muhammadiyah Malang
( UMM )




BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Selain lingkungan bermain dan keluarga sarana berinteraksi, lingkungan kerja pun sarana yang penting untuk berinterkasi. Begitu juga halnya dengan para karyawan dan karyawati di perusahaan rokok sangkar mas malang pada khususnya yang senantiasa berbagi senyum dan canda seharian antara karyawan yang satu dengan yang lainnya. Terutama para kaum hawa yang lebih banyak terlihat ketika pagi – pagi masuk kerja. Karena, diperusahaan rokok wanita lebih banyak dibandingkan dengan laki – laki. Dipilhnya perempuan sebagai karyawan lebih banyak yaitu karena perempuan tidak akan mengkonsumsi rokok tersebut yang notabenenya perempuan tidak merokok dibandingkan dengan laki – laki. Itu sistem  wajar yang  diterapkan oleh pihak perusahaan guna menekan angka kerugian dan memaksimalkan produksi.

 
Tingkat kekeluargaan yang keliatan akrab antara satu dengan lainnya terlihat canda tawa yang terlempar diparas mereka. Membangun ikatan kekerabatan pada rekan kerja merupakan hal yang penting dikarenakan rekan kerja adalah keluarga terdekat dalam lingkungan kerja. Saling membantu apa bila terjadi kesulitan dan tolong – menolong apa bila terdapat pertolongan. Itulah yang kerap terlihat pada karyawan diperusahaan rokok sangkar mas malang. Tidak heran apa bila masyarakat setempat pun terhimpas perasaan yang sama dimana rasa kekeluargaan dan kemitraan tersebut. Tidak ada terjadi konflik dilingkungan kerja dan di luar lingkungan kerja yang disebabkan kecemburuan sosial. Antara karyawan, pihak perusahaan dengan masyarakat sudah menjalin kesepakatan secara sosial sehingga munculnya konflik bisa diredam.
Kerjasama yang dilandasi kepercayaan akan terjadi apabila dilandasi oleh kejujuran, keadilan, keterbukaan, saling peduli, saling menghargai, saling menolong di antara anggota  kelompok (warga masyarakat).  Pihak luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan kerjasama kepada kelompok apabila kelompok tersebut bisa dipercaya, artinya kepercayaan merupakan modal yang sangat penting untuk membangun jaringan kemitraan (kerjasama) dengan pihak luar. Mungkin perinsip tersebutlah yang diterapkan oleh karyawan, pihak perusahaan dengan masyarakat setempat. Keselarasan sosial akan tercipta apa bila antara variabel yang bersangkutan sudah saling mengerti dan menrima semua kekurangan masing – masing.
Tidak sedikit di daerah lain yang dalam hal ini lokasi industri yang tidak bisa menjaga kemitraan dan rasa kekeluargaan mereka yang berujung pada konflik. Seprti nyumon yang ada di sumbawa NTB dimana antara masyarakat setempat dengan karyawan dan pihak perusahaan yang saling berkonflik yang disebabkan tidak lain kalau tidak adanya saling mempercayai dan pengertian diantara mereka. Begitu juga dengan perusahaan yang ada ditimika papua, bahwa terjadi konflik besar antara masyarakt setempat dengan pihak perusahan yang berujung dengan pembunuhan dan tidak lain kekerasan sebagai akibat dari ketidak selarasan sosial.


RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagi berikut :
a)      Bagaimanakah karyawan perusahaan sangkar mas malang itu sendiri secara keseluruhan ?
b)      Seprti apakah sistem interaksi yang ada diantara karyawan dan karyawati perusahaan sangkar mas malang tersebut ?
n
b




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Modal Sosial Menurut Tokoh – Tokoh
1.      Menuerut Piere Bourdieu
Konsep modal meski merupakan khasanah ilmu ekonomi tetapi tetap dipakai oleh Bourdieu karena beberapa cirinya yang mampu menjelaskan hubungan – hubungan kekuasaan:
a.       Modal terakumulasi melalui investasi
b.      Modal sosial diberikan kepada yang lain melalui warisan
c.       Modal dapat memberikan keuntungan sesuai dengan kesempatan yang dimiliki oleh pemiliknya untuk mengoprasikan penempatannya
2.      James S Coleman
Coleman tidak memberikan definisi modal sosial dalam rumusan kalimat, modal sosial didefinisikan dengan fungsinya. Modal sosial bukan entitas tunggal tetapi terdiri dari aspek struktur – struktur sosial dan menfasilitasi tindakan – tindakan tertentu dari aktor apakah perorangan atau badan hukum tertentu. Artinya bukan struktur sosial yang paling di sini, melainkan fungsinya.
3.      Rnadall collin
Melakukan kajian tentang apa yang ia sebut sebagai fenomena mikro dari interaksi sosial yaitu norma dan jaringan yang sangat berpengaruh pada kehidupan organisasi soisal. Aturan yang terbentuk dalam masyrakat akan menajdi dasar yang kuat dalam setiap proses tarnsaksi sosial.
4.      Robert D Putnam
Putnam menggambarkan modal sosial sebagai corak organisasi sosial seperti keprcayaan, norma – norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan bersama.
5.      Farncis Fukuyama
Dalam bukunya Tha Great Disruption modal sosial menunjukkan pada serangkaian norma informasi yang dimiliki bersama diantara para angota suatu kelompok yang memungkinkan terjadinnya kerjasama diantara mereka.ia membenci catatan bahwa nilai dan norma bersama itu tidak serta merta menjadi modal sosial ( ingat kisah mafioso ).
6.      Alejandro Portes
Modal sosial hasil dari ketrlekatan yaitu ketrlakatan antara individu sebagai kesatuan hubungan dengan orang lain karena kemampuan individu untuk memperoleh modal sosial tidak inheren di dalam individu. Karena kapasitas individu untuk mengatur ke;angkaan sumberdaya berdasarkan atas keanggotaan mereka di dalam jaringan atau struktur sosial yang lebih luas.
7.      Bank Dunia
Modal sosial sebagai yang merujuk ke dimensi institusional, hubungan – hubungan yang tercipta dan norma – norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat. Modal sosial bukan sekedar deretan jumlah institusi atau kelompok yang menopang kehidupan sosial, melainkan dengan spektrum yang lebih luas sebagai perekat yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersama – sama.
8.      Modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan manusia yang ditopang oleh jaringan norma – norma dan kepercayaan sosial yang memungkinka efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama unutk keuntungan dan kebijakan bersama.

Ketika mengenalkan istilah “modal sosial”, Emile Durkheim membayangkan sebuah tatanan masyarakat yang harmonis hanya bisa dicapai manakala antarwarga masyarakat itu saling berhubungan dengan baik melalui jaringan dan kesamaan nilai yang tumbuh di masyarakat itu dengan lebih mengedepankan persamaan daripada perbedaaan yang ada. Nilai-nilai itu terus dijaga sebagai kekuatan yang mengikat, sehingga menjadi kekuatan tersendiri yang bermanfaat tidak saja untuk mencapai tujuan bersama yang dicita-citakan, tetapi juga untuk menangkis berbagai upaya yang mengancam kohesivitas mereka. Apa yang  dimaksudkan sebagai masyarakat oleh Durkheim tentu masyarakat dalam arti luas, termasuk masyarakat  pendidikan.
Emile Durkheim sadar sepenuhnya bahwa di setiap  masyarakat selalu ada perbedaan di antara anggotanya, tetapi pada saat yang sama juga ada kesamaannya. Dalam konteks modal sosial ini, kesamaan lebih ditonjolkan daripada  perbedaan. Ini tidak mudah, karena itu, diperlukan upaya penyadaran dari tokoh atau pemimpin masyarakat bahwa tatkala masyarakat ingin mencapai tujuan bersama  maka ego dan kepentingan pribadi selayaknya ditanggalkan dulu. Masyarakat harus disadarkan bahwa ada tujuan bersama yang hanya bisa dilakukan jika warga merasa dalam sebuah ikatan kuat untuk menjalankan peran secara bersama-sama. Ada “others” dan “otherness” yang bisa diperankan  kelebihan-kelebihannya dan selanjutnya dihargai. Kuncinya eksistensi orang dihargai.






BAB III
PEMBAHASAN

Gmabaran Umum Karyawan
Umumnya kehidupan karyawan perusahaan rokok sangkar mas yakni masyarakt dengan berkehidupan yang sederhana dan tingkat ekonomi yang pas – pasan. Sehari – hari kerjaannya hanyalah sebagi karyawan yang merupan sumber  penghasilan utama untuk memenuhi kehidupannya. Ada yang masih berumah tangga utuh dan ada pula yang single parent serta yang masih muda belum berkeluarga. Tetapi, umumnya karyawan sudah berumah tangga.

Bentuk Interaksi dan Tingkat Kualitas Hubungan
Terlihat canda tawa yang mereka dilemparkan antara yang satu dengan yang lain ketika baru masuk kerja dan saling sapa – menyapa yang kerap dilakukan. Yang lebih muda menghormati yang tua dan yang tua juga sebaliknya. Tidak lepas dari itu bahwa saling bantu – membantu antara satu dengan lainnya itu terlihat ketika waktu makan siang terkadang terlihat hanya dua sampai tiga yang keluar beli nasi untuk dibelikan pada rekan lainnya dan dilakukan secara bergiliran. Sudah jelas terlihat bahwa kualitas hubungan baik antara karyawan yang satu dengan lainnya. Yaris tidak ada konflik terlihat ketika melihat keharmonisan tersebut. Apa bila ada konflik maka hal yang dilakukan adalah salah satu mengalah atau ada yang memediasi dan pihak yang berkonflik langsung bisa menerima yang pada akhirnya akur dan saling memaafkan. Andaikan semua kelompok masyarakat yang berintraksi pada satu ranah, mungkin tidak akan ada lagi perang dan kejahatan serta konflik berkepanjangan. Tetapi sebaliknya yang terlihat bahwa konflik dimana – mana, kejahatan dimana – mana, perang dimana- mana akibat dari kurangnya kualitas hubungan yang baik.


Kekuatan ikatan dan kemesraan hubungan sosial tersebut serta intraksi diantara karyawan, itu menjadi langkah identifikasi di dengan komunitas kerja. Terlebih hubungan antara rekan terdekat, dan kelompok yang lebih luas. Mereka salang mengenal satu dengan yang lainnya secara fisik, asal muasal dah bahkan sebagaian saling kenal keluarga masing – masing. Pola hubungan itu terikat dalam jaringan hubungan yang konfleks, namun secara bersama – sama menguatkan eksistensi karyawan itu sendiri.
Menurut saya, esensi hubungan demikian adalah hubungan yang sarat dengan nilai timbal – balik mengenai informasi barang serta bidang kerja dan jasa diantara karyawan. Tetapi, di belakang hubungan tersebut terdapat kekuatan dan kelemahannya. Kekuatan dari pola hubungan sosial seperti itu sering ditunjukkan dengan keeratan, kedekatan dan kemesraan serta kasih mengasihi unutuk saling membantu dan saling berkorban. Hal itu selalu dijunjung tinggi karena nilai – nilainya akan menciptakan ikatan keharmonisan antara individu dan kelompok. Untuk melestarikan pola hubungan tersebut, pada umumnya ditunjukkan sering berlanjutnya pertukaran – pertukaran tersebut. Namun kelemahannya adalah bahwa hubungan – hubungan sosial itu tergantung pada pasang surutnya kondisi sosial. Dengan karta lain, hubungan sosial dalam membantu dan melindungi para karyawan perusahaan tersebut terhadap keadaan luas itu dalam keadaan tidak pasti, terutama dengan tidak adanya pekerjaan tetap sebagai sumber kehidupan, perumahan serta kebutuhan dasar lainnya, sehingga tingkat perlindungan itupun sering kali tidak memadai.
Sebagai suatu nilai, prinsip dasar dari hubungan – hubungan sosial tersebut adalahuntuk menjaga dan melestarikan hubungan baik dengan sesama individu, kelompok, tetangga dan masyarakat yang dianggapnya lebih lebih penting dari nilai – nilai kekerabatan. Sehingga tidak mudah dikenali sebagai ikatan antar karyawan yang beraktivitas sebagai unit berdiri sendiri. Oleh karenanya, banyak karyawan yang bertetngga sebetulnya berkeluarga.Segal sesutunya didasarkan atas ketulusan berbuat kepada orang terdekat dan rekan – rekankerja atau bermain. Apa bila sebuah hubungan didasarkan atas ketulusan maka kualitas hubungan dan keharmonisannya akan terjaga selalu. Tetapi, sebaliknya apa bila sudah danya pemikiran untuk memanfaatkan rekan untuk mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya, maka akan tercipta hubungan yang berujung pada sebuah konflik.




BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Membangun sebuah jaringan di dunia kerja bukanlah seperti membangun sebuah bangunan tempat tinggal yang apa bila terdapat uang cukup maka semuanya bisa terlaksana. Tetapi, beda dengan membangun jaringan soisal yang tidak semata - mata membutuhkan uang untuk membangun jaringan melainkan uluran tangan yang ikhlas tanpa pamrih dan ditambah dengan komnikasi yang sehat. Seperti halnya dengan karyawan perusahaan rokok sangkar mas malang yang dalam interaksi selalu didasarkan atas kebersamaan dan tentunya ketulusan dari dalam. Memang tidak mudah menjaga sebuah hubungan yang didalamnya berbagai karakter yang ada. Tetapi, bukan berarti tidak mungkin. Terlihat pada karyawan perusahaan sangkar mas sampai sat ini hubungan baik diantara mereka masih tetap terjaga yang dikarenakan saling pengertian dan komunikasi yang berjalan serta ketulusan dalam berbuat yang selalu terjaga. Sehingga tidak mudah dikenali sebagai ikatan antar karyawan yang beraktivitas sebagai unit berdiri sendiri. Oleh karenanya, banyak karyawan yang bertetngga sebetulnya berkeluarga.Segal sesutunya didasarkan atas ketulusan berbuat kepada orang terdekat dan rekan – rekankerja atau bermain. Apa bila sebuah hubungan didasarkan atas ketulusan maka kualitas hubungan dan keharmonisannya akan terjaga selalu. Tetapi, sebaliknya apa bila sudah danya pemikiran untuk memanfaatkan rekan untuk mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya, maka akan tercipta hubungan yang berujung pada sebuah konflik. Bisa dikatakan bahwa prilaku – prilaku karyawan tersebut dapat dijadikan contoh bagi karyawan –karyawan lainnya.

SARAN DAN KRITIK
Segala puji bagi Allah yang menganugrahkan kemampuan manusia untuk berpikir meskipun masih banyak kekurangan dan membutuhkan banyak belajar. Begitu juga halnya dengan penulisan makalah ini, saya mohon maaf sekaligus berterima kasih yang sebesar – besarnya pada dosen Modal Sosial yakni Buk Vina yang telah senantiasa membimbing saya dengan penuh kesabara sampai ketahap ini. Meskipun dalam penulisannya masih banyak kekurangan – kekurangannya yang mesti dibenahi.




DAFTAR PUSTAKA


http://mudjiarahardjo.com/artikel/204-mengenal-modal-sosial.html
 


 
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar