Modal Sosial dalam Industri Rokok Sangkar Mas Malang
Oleh :
Mohammad Rikiyansyah
Nim :
09240039
Jurusan Sosiologi Industri
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( FISIP )
Universitas Muhammadiyah Malang
( UMM )
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Selain
lingkungan bermain dan keluarga sarana berinteraksi, lingkungan kerja pun
sarana yang penting untuk berinterkasi. Begitu juga halnya dengan para karyawan
dan karyawati di perusahaan rokok sangkar mas malang pada khususnya yang
senantiasa berbagi senyum dan canda seharian antara karyawan yang satu dengan
yang lainnya. Terutama para kaum hawa yang lebih banyak terlihat ketika pagi –
pagi masuk kerja. Karena, diperusahaan rokok wanita lebih banyak dibandingkan
dengan laki – laki. Dipilhnya perempuan sebagai karyawan lebih banyak yaitu
karena perempuan tidak akan mengkonsumsi rokok tersebut yang notabenenya
perempuan tidak merokok dibandingkan dengan laki – laki. Itu sistem wajar yang
diterapkan oleh pihak perusahaan guna menekan angka kerugian dan
memaksimalkan produksi.
Tingkat kekeluargaan yang keliatan akrab antara satu dengan lainnya terlihat canda tawa yang terlempar diparas mereka. Membangun ikatan kekerabatan pada rekan kerja merupakan hal yang penting dikarenakan rekan kerja adalah keluarga terdekat dalam lingkungan kerja. Saling membantu apa bila terjadi kesulitan dan tolong – menolong apa bila terdapat pertolongan. Itulah yang kerap terlihat pada karyawan diperusahaan rokok sangkar mas malang. Tidak heran apa bila masyarakat setempat pun terhimpas perasaan yang sama dimana rasa kekeluargaan dan kemitraan tersebut. Tidak ada terjadi konflik dilingkungan kerja dan di luar lingkungan kerja yang disebabkan kecemburuan sosial. Antara karyawan, pihak perusahaan dengan masyarakat sudah menjalin kesepakatan secara sosial sehingga munculnya konflik bisa diredam.
Kerjasama
yang dilandasi kepercayaan akan terjadi apabila dilandasi oleh kejujuran,
keadilan, keterbukaan, saling peduli, saling menghargai, saling menolong di
antara anggota kelompok (warga masyarakat). Pihak luar komunitas
(kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan kerjasama kepada kelompok
apabila kelompok tersebut bisa dipercaya, artinya kepercayaan merupakan modal
yang sangat penting untuk membangun jaringan kemitraan (kerjasama) dengan pihak
luar. Mungkin perinsip tersebutlah yang diterapkan oleh karyawan, pihak
perusahaan dengan masyarakat setempat. Keselarasan sosial akan tercipta apa
bila antara variabel yang bersangkutan sudah saling mengerti dan menrima semua
kekurangan masing – masing.
Tidak
sedikit di daerah lain yang dalam hal ini lokasi industri yang tidak bisa
menjaga kemitraan dan rasa kekeluargaan mereka yang berujung pada konflik.
Seprti nyumon yang ada di sumbawa NTB dimana antara masyarakat setempat dengan
karyawan dan pihak perusahaan yang saling berkonflik yang disebabkan tidak lain
kalau tidak adanya saling mempercayai dan pengertian diantara mereka. Begitu
juga dengan perusahaan yang ada ditimika papua, bahwa terjadi konflik besar
antara masyarakt setempat dengan pihak perusahan yang berujung dengan
pembunuhan dan tidak lain kekerasan sebagai akibat dari ketidak selarasan
sosial.
RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagi berikut :
a) Bagaimanakah
karyawan perusahaan sangkar mas malang itu sendiri secara keseluruhan ?
b) Seprti
apakah sistem interaksi yang ada diantara karyawan dan karyawati perusahaan
sangkar mas malang tersebut ?
n
b
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian
Modal Sosial Menurut Tokoh – Tokoh
1. Menuerut
Piere Bourdieu
Konsep
modal meski merupakan khasanah ilmu ekonomi tetapi tetap dipakai oleh Bourdieu
karena beberapa cirinya yang mampu menjelaskan hubungan – hubungan kekuasaan:
a. Modal
terakumulasi melalui investasi
b. Modal
sosial diberikan kepada yang lain melalui warisan
c. Modal
dapat memberikan keuntungan sesuai dengan kesempatan yang dimiliki oleh
pemiliknya untuk mengoprasikan penempatannya
2. James
S Coleman
Coleman
tidak memberikan definisi modal sosial dalam rumusan kalimat, modal sosial
didefinisikan dengan fungsinya. Modal sosial bukan entitas tunggal tetapi
terdiri dari aspek struktur – struktur sosial dan menfasilitasi tindakan –
tindakan tertentu dari aktor apakah perorangan atau badan hukum tertentu.
Artinya bukan struktur sosial yang paling di sini, melainkan fungsinya.
3. Rnadall
collin
Melakukan
kajian tentang apa yang ia sebut sebagai fenomena mikro dari interaksi sosial
yaitu norma dan jaringan yang sangat berpengaruh pada kehidupan organisasi
soisal. Aturan yang terbentuk dalam masyrakat akan menajdi dasar yang kuat
dalam setiap proses tarnsaksi sosial.
4. Robert
D Putnam
Putnam
menggambarkan modal sosial sebagai corak organisasi sosial seperti keprcayaan,
norma – norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan
memfasilitasi tindakan bersama.
5. Farncis
Fukuyama
Dalam
bukunya Tha Great Disruption modal
sosial menunjukkan pada serangkaian norma informasi yang dimiliki bersama
diantara para angota suatu kelompok yang memungkinkan terjadinnya kerjasama
diantara mereka.ia membenci catatan bahwa nilai dan norma bersama itu tidak
serta merta menjadi modal sosial ( ingat kisah mafioso ).
6. Alejandro
Portes
Modal
sosial hasil dari ketrlekatan yaitu ketrlakatan antara individu sebagai
kesatuan hubungan dengan orang lain karena kemampuan individu untuk memperoleh
modal sosial tidak inheren di dalam individu. Karena kapasitas individu untuk
mengatur ke;angkaan sumberdaya berdasarkan atas keanggotaan mereka di dalam
jaringan atau struktur sosial yang lebih luas.
7. Bank
Dunia
Modal
sosial sebagai yang merujuk ke dimensi institusional, hubungan – hubungan yang
tercipta dan norma – norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan
sosial dalam masyarakat. Modal sosial bukan sekedar deretan jumlah institusi
atau kelompok yang menopang kehidupan sosial, melainkan dengan spektrum yang
lebih luas sebagai perekat yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara
bersama – sama.
8. Modal
sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan manusia yang ditopang oleh
jaringan norma – norma dan kepercayaan sosial yang memungkinka efisien dan
efektifnya koordinasi dan kerjasama unutk keuntungan dan kebijakan bersama.
Ketika mengenalkan
istilah “modal sosial”, Emile Durkheim membayangkan sebuah tatanan masyarakat
yang harmonis hanya bisa dicapai manakala antarwarga masyarakat itu saling
berhubungan dengan baik melalui jaringan dan kesamaan nilai yang tumbuh di
masyarakat itu dengan lebih mengedepankan persamaan daripada perbedaaan yang
ada. Nilai-nilai itu terus dijaga sebagai kekuatan yang mengikat, sehingga
menjadi kekuatan tersendiri yang bermanfaat tidak saja untuk mencapai tujuan
bersama yang dicita-citakan, tetapi juga untuk menangkis berbagai upaya yang
mengancam kohesivitas mereka. Apa yang dimaksudkan sebagai masyarakat
oleh Durkheim tentu masyarakat dalam arti luas, termasuk masyarakat
pendidikan.
Emile Durkheim
sadar sepenuhnya bahwa di setiap masyarakat selalu ada perbedaan di
antara anggotanya, tetapi pada saat yang sama juga ada kesamaannya. Dalam
konteks modal sosial ini, kesamaan lebih ditonjolkan daripada perbedaan.
Ini tidak mudah, karena itu, diperlukan upaya penyadaran dari tokoh atau
pemimpin masyarakat bahwa tatkala masyarakat ingin mencapai tujuan bersama
maka ego dan kepentingan pribadi selayaknya ditanggalkan dulu. Masyarakat harus
disadarkan bahwa ada tujuan bersama yang hanya bisa dilakukan jika warga merasa
dalam sebuah ikatan kuat untuk menjalankan peran secara bersama-sama. Ada “others”
dan “otherness” yang bisa diperankan kelebihan-kelebihannya dan
selanjutnya dihargai. Kuncinya eksistensi orang dihargai.
BAB III
PEMBAHASAN
Gmabaran Umum Karyawan
Umumnya
kehidupan karyawan perusahaan rokok sangkar mas yakni masyarakt dengan
berkehidupan yang sederhana dan tingkat ekonomi yang pas – pasan. Sehari – hari
kerjaannya hanyalah sebagi karyawan yang merupan sumber penghasilan utama untuk memenuhi
kehidupannya. Ada yang masih berumah tangga utuh dan ada pula yang single
parent serta yang masih muda belum berkeluarga. Tetapi, umumnya karyawan sudah
berumah tangga.
Bentuk
Interaksi dan Tingkat Kualitas Hubungan
Terlihat
canda tawa yang mereka dilemparkan antara yang satu dengan yang lain ketika
baru masuk kerja dan saling sapa – menyapa yang kerap dilakukan. Yang lebih
muda menghormati yang tua dan yang tua juga sebaliknya. Tidak lepas dari itu
bahwa saling bantu – membantu antara satu dengan lainnya itu terlihat ketika
waktu makan siang terkadang terlihat hanya dua sampai tiga yang keluar beli
nasi untuk dibelikan pada rekan lainnya dan dilakukan secara bergiliran. Sudah
jelas terlihat bahwa kualitas hubungan baik antara karyawan yang satu dengan
lainnya. Yaris tidak ada konflik terlihat ketika melihat keharmonisan tersebut.
Apa bila ada konflik maka hal yang dilakukan adalah salah satu mengalah atau
ada yang memediasi dan pihak yang berkonflik langsung bisa menerima yang pada
akhirnya akur dan saling memaafkan. Andaikan semua kelompok masyarakat yang
berintraksi pada satu ranah, mungkin tidak akan ada lagi perang dan kejahatan
serta konflik berkepanjangan. Tetapi sebaliknya yang terlihat bahwa konflik
dimana – mana, kejahatan dimana – mana, perang dimana- mana akibat dari
kurangnya kualitas hubungan yang baik.
Kekuatan
ikatan dan kemesraan hubungan sosial tersebut serta intraksi diantara karyawan,
itu menjadi langkah identifikasi di dengan komunitas kerja. Terlebih hubungan
antara rekan terdekat, dan kelompok yang lebih luas. Mereka salang mengenal
satu dengan yang lainnya secara fisik, asal muasal dah bahkan sebagaian saling
kenal keluarga masing – masing. Pola hubungan itu terikat dalam jaringan
hubungan yang konfleks, namun secara bersama – sama menguatkan eksistensi
karyawan itu sendiri.
Menurut
saya, esensi hubungan demikian adalah hubungan yang sarat dengan nilai timbal –
balik mengenai informasi barang serta bidang kerja dan jasa diantara karyawan.
Tetapi, di belakang hubungan tersebut terdapat kekuatan dan kelemahannya.
Kekuatan dari pola hubungan sosial seperti itu sering ditunjukkan dengan
keeratan, kedekatan dan kemesraan serta kasih mengasihi unutuk saling membantu dan
saling berkorban. Hal itu selalu dijunjung tinggi karena nilai – nilainya akan
menciptakan ikatan keharmonisan antara individu dan kelompok. Untuk
melestarikan pola hubungan tersebut, pada umumnya ditunjukkan sering
berlanjutnya pertukaran – pertukaran tersebut. Namun kelemahannya adalah bahwa
hubungan – hubungan sosial itu tergantung pada pasang surutnya kondisi sosial.
Dengan karta lain, hubungan sosial dalam membantu dan melindungi para karyawan
perusahaan tersebut terhadap keadaan luas itu dalam keadaan tidak pasti,
terutama dengan tidak adanya pekerjaan tetap sebagai sumber kehidupan, perumahan
serta kebutuhan dasar lainnya, sehingga tingkat perlindungan itupun sering kali
tidak memadai.
Sebagai
suatu nilai, prinsip dasar dari hubungan – hubungan sosial tersebut adalahuntuk
menjaga dan melestarikan hubungan baik dengan sesama individu, kelompok,
tetangga dan masyarakat yang dianggapnya lebih lebih penting dari nilai – nilai
kekerabatan. Sehingga tidak mudah dikenali sebagai ikatan antar karyawan yang
beraktivitas sebagai unit berdiri sendiri. Oleh karenanya, banyak karyawan yang
bertetngga sebetulnya berkeluarga.Segal sesutunya didasarkan atas ketulusan
berbuat kepada orang terdekat dan rekan – rekankerja atau bermain. Apa bila
sebuah hubungan didasarkan atas ketulusan maka kualitas hubungan dan
keharmonisannya akan terjaga selalu. Tetapi, sebaliknya apa bila sudah danya
pemikiran untuk memanfaatkan rekan untuk mendapatkan keuntungan sebesar –
besarnya, maka akan tercipta hubungan yang berujung pada sebuah konflik.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Membangun
sebuah jaringan di dunia kerja bukanlah seperti membangun sebuah bangunan
tempat tinggal yang apa bila terdapat uang cukup maka semuanya bisa terlaksana.
Tetapi, beda dengan membangun jaringan soisal yang tidak semata - mata
membutuhkan uang untuk membangun jaringan melainkan uluran tangan yang ikhlas
tanpa pamrih dan ditambah dengan komnikasi yang sehat. Seperti halnya dengan
karyawan perusahaan rokok sangkar mas malang yang dalam interaksi selalu
didasarkan atas kebersamaan dan tentunya ketulusan dari dalam. Memang tidak
mudah menjaga sebuah hubungan yang didalamnya berbagai karakter yang ada.
Tetapi, bukan berarti tidak mungkin. Terlihat pada karyawan perusahaan sangkar
mas sampai sat ini hubungan baik diantara mereka masih tetap terjaga yang
dikarenakan saling pengertian dan komunikasi yang berjalan serta ketulusan
dalam berbuat yang selalu terjaga. Sehingga tidak mudah dikenali sebagai ikatan
antar karyawan yang beraktivitas sebagai unit berdiri sendiri. Oleh karenanya,
banyak karyawan yang bertetngga sebetulnya berkeluarga.Segal sesutunya
didasarkan atas ketulusan berbuat kepada orang terdekat dan rekan – rekankerja
atau bermain. Apa bila sebuah hubungan didasarkan atas ketulusan maka kualitas
hubungan dan keharmonisannya akan terjaga selalu. Tetapi, sebaliknya apa bila
sudah danya pemikiran untuk memanfaatkan rekan untuk mendapatkan keuntungan
sebesar – besarnya, maka akan tercipta hubungan yang berujung pada sebuah
konflik. Bisa dikatakan bahwa prilaku – prilaku karyawan tersebut dapat
dijadikan contoh bagi karyawan –karyawan lainnya.
SARAN
DAN KRITIK
Segala
puji bagi Allah yang menganugrahkan kemampuan manusia untuk berpikir meskipun
masih banyak kekurangan dan membutuhkan banyak belajar. Begitu juga halnya dengan
penulisan makalah ini, saya mohon maaf sekaligus berterima kasih yang sebesar –
besarnya pada dosen Modal Sosial yakni Buk Vina yang telah senantiasa
membimbing saya dengan penuh kesabara sampai ketahap ini. Meskipun dalam
penulisannya masih banyak kekurangan – kekurangannya yang mesti dibenahi.
DAFTAR PUSTAKA
http://mudjiarahardjo.com/artikel/204-mengenal-modal-sosial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar