PENDAHULUAN
LATARBELAKKANG
Sistem informasi manajemen adalah
suatu sistem formal tentang golongan, dan penyebaran informasi kepada
orang-orang yang tepat dalam suatu organisasi. Sistem yang telah maju tidak
hanya mengerjakan fungsi tata usaha akan tetapi juga memberikan bantuan
pengambilan keputusan kepada manajemen. Meskipun jarang terjadi, sistem
terprogramkan mampu memonitor dan mengarahkan operasi-operasi tertentu tanpa
bantuan manusia. Data Sistem informasi
manajemen terdiri atas data masukan, data operasi, data keluaran, dan sebuah
pengaturan umpan balik. Data ini dikirimkan dan diolah oleh suatu unit
pengolahan pusat (CPU) di dalam komputer. Arus informasi merupakan catatan
secara terus menerus tentang jumlah satuan informasi yang banyak sekali. Agar
menjadi efektif, maka Sistem informasi manajemen harus mendapat data
sedekat-dekatnya dengan titik asalnya dan kemudian menyalurkannya ke
tempat-tempat pengolah informasi di mana data itu akan digunakan. Data masukan
biasanya terdiri atas unsur-unsur seperti banyaknya bahan mentah, tanggal
penyerahan, harga produk, biaya tenaga kerja dan lainlain. Data operasi
meliputi unsur-unsur seperti angka produksi, biaya mesin, dan pekerjaan dalam
proses. Data keluaran mengandung informasi tentang unsur-unsur seperti barang-
barang potongan, tingkat inventaris akhir dan tanggal pengiriman. Data ini
disampaikan melalui saluran komunikasi ke unit pengolah yang dalam sistem
informasi yang kompleks terdiri atas komputer-komputer elektronik dan
perlengkapan-perlengkapan yang berhubungan. Unit masukan pencatat data pada umurnnya
terdiri atas pencatatan dengan tangan oleh orang-orang bila dikerjakan secara
manual, dan dalam beberapa hal pencatatan data di atas kartu berlubang (punched
card) atau pita berlubang (punched tape). Apabila data bergerak menuju ke unit
pengolah, maka data tersebut disusun menjadi bentuk-bentuk yang lebih berguna
dan menjadi masukan ke dalam proses perencanaan dan pemecahan masalah.
Pengaturan umpan tralik (feedback loop) terdiri atas saluran-saluran informasi
yang menyampaikan masukan yang telah diolah.
langkah-langkah analisis dan
keputusan sehingga rencana rencana dan standar-standar dapat dinilai dan
petunjuk-petunjuk kontrol dapat disampaikan ke bawah kepada tingkat-tingkat
operasi organisasi. Komputer dirumuskan sebagai suatu perlengkapan elektronik
yang mengolah data, mampu menerima masukan dan keluaran, dan mempunyai sifat
seperti kecepatan yang tinggi, ketelitian dan kemampuan menyimpan
instruksi-instruksi untuk memecahkan masalah. Komputer dapat melaksanakan
kebanyakan jenis pengolahan informasi yang dapat dilaksanakan oleh manusia
dengan lebih cepat dan dengan kesalahan-kesalahany ang lebih sedikit. Komputer
dapat membaca data dari ratusan kartu berlubang dalam waktu yang sangat
singkat; menyimpan jutaan sifat atau angka untuk kemudian dapat diperoleh
kembali seketika, melaksanakan bermacam- macam perhitungan yang sangat sulit,
menulis surat yang telah diprogramkan, membuat gambar, kurva, grafik dan
sebagainya. Komputer tidak dapat memulai berpikir, membetulkan kesalahannya
sendiri, atau melakukan pengolahan yang sifatnya kreatif. Akan tetapi penemuan
kesalahan yang sifatnya rutin dapat diprogramkan ke dalam komputer sehingga
komputer tersebut dapat memberi peringatan kepada operatornya mengenai
kesalahan-kesalahan yang sedang dibuat. Kebanyakan komputer yang dipakai dalam
SIM adalah komputer digital, yang mengolah data dalam bentuk huruf atau angka
yang berlainan, menggunakan quot;line printerquot;, mesin ketik (papan ketik),
alat membuat lubang kartu atau alat pembuat lubang pita kertas untuk membuat
laporan- laporan atau formulir-formulir jenis standar. Komputer analog
dipergunakan untuk mengolah data yang sifatnya terus menerus seperti suhu,
tekanan udara, informasi mengenai permesinan, dan produksi lainnya.
RUMUSAN MASALAH
1.Definisi pembuatan keputusan, jenis-jenis
dan cara menganalisis keputusan dalam suatu organisasi?.
2. Definisi SIM dan jenis-jenis SIM?
3. Bagaimanakah peranan SIM dalam
pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi?
PEMBAHASAN
Salah satu kegiatan manajemen yang
penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan
yang tepat yang akan dapat memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam
batas-batas tertentu. Dengan demikian pengambilan keputusan adalah suatu proses
pemilihan dari berbagai alternatif baik kualitatif maupun kuantitatif untuk
mendapat suatu alternatif terbaik guna menjawab masalah atau menyelesaikan
konflik (pertentangan)
Pembuatan keputusan menggambarkan proses melalui mana
serangkaian kegiatan sebagai proses penyelesaian suatu masalah tertentu.
(George P. Huber)
Proses penurunan suatu keputusan mengandung empat unsur :
1. Model : Model menunjukkan gambaran
suatu rnasalah secara kuantitatif atau kualitatif.
2. Kriteria: Kriteria yang dirumuskan menunjukkan
tujuan dari keputusan yang diamtril. Jika terdapat beberapa kriteria yang
saling bertentangan, maka pengambilan keputusan harus melalui kompromi
(misalnya menambah jasa langganan dan mengurangi persediaan, maka keputusan mana
yang diambil perlu kompromi).
3. Pembatas; Faktor-faktor tambahan yang perlu
diperhatikan dalam memecahkan masalah pengambilan keputusan. Misalnya dana yang
kurang tersedia.
4. Optimalisasi: Apabila masalah keputusan telah
diuraikan dengan sejelas- jelasnya (model), maka manajer menentukan apa yang
diperlukan (kriteria) dan apa yang diperbolehkan (pembatas).
Pada keadaan ini pengambil keputusan
siap untuk memilih pemecahan yang terbaik atau yang optimum. Jenis-Jenis
Pengambilan Keputusan Masalah dan konflik terdapat di mana-mana. Beberapa di
antaranya bersifat sederhana dan deterministik, sedangkan yang lain bersifat
sangat kompleks dan probabilistik serta dapat menimbulkan pengaruh yang besar.
Pengambilan keputusan dapat bersifat rutin dan memiliki struktur tertentu atau
dapat juga bersifat sangat kompleks dan tidak berstruktur. Terdapat dua jenis
pengambilan keputusan, yaitu : Pengambilan keputusan terprogram dan Pengambilan
keputusan tidak terprogram.
Pengambilan keputusan terperogram,jenis
pengambilan keputusan ini.mengandung suatu respons otomatik terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang
bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan
jenis ini. Tantangan yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui
jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk
melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar
pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal
ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu
algoritma untuk membuat keputusan rutin dan otomatik. Dalam kebanyakan
organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk melaksanakan pengambilan
keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan prosedur
pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan
keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas
yang lebih penting.
Pengambilan keputusan tidak
terperogram menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah'masalah yang
tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses-
proses pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat
didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit
parameter'parameter yang diketahui dan kebanyakan parameter yang diketahui
bersifat probabilistik. Untuk menjawab m'asalah ini diperlukan seluruh bakat
dan keahlian dari pengambilan keputusan, ditambah dengan bantuan sistem
infofmasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram
dengan baik. Perluasan fasilitas'fasilitas pabrik, pengembangan produk baru,
pengolahan dan pengiklanan kebijaksanaan- kebijaksanaan, manajemen kepegawaian,
dan perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan
yang tidak terprogram. Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh
pegawai-pegawai tinggi pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan,
administrator sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan
mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara langsung
kepada mutu informasi yang mendasari tugas ini.
Pandangan terhadap pengambilan
keputusan adalah bahwa proses ini merupakan proses penggunaan informasi yang
rasional, bukan proses yang emosional, Dalam hal ini, kesulitan-kesulitan dalam
pengambilan keputusan dapat dikaitkan kepada. Informasi yang tidak cukup dan
Maksud dan tujuan yang tidak dispesifikasikan secara jelas. Pengambil keputusan
mempunyai suatu cara untuk dapat memahami informasi yang menentukan efisiensi
pengolahan informasinya. Pengetahuan seseorang yang lalu digabungkan dengan
kecakapannya mengolah informasi akan menentukan kesanggupannya untuk mengambil
keputusan.
Dalam lingkup manajemen usaha dan
proyek, masalah yang muncul hampir seluruhnya merupakan masalah yang usulan
pemecahannya perlu dipertanggungjawabkan, bahkan terkadang seluruh prosesnya perlu
diungkapkan untuk dapat diperiksa. Hal ini menuntut penggunaan pendekatan yang
bersifat formal. Sebagai contoh, keputusan suatu perusahaan untuk mengembangkan
produk tidaklah dapat dilaksanakan secara intuitif. Seluruh tahapan perlu
dipaparkan untuk meyakinkan pemegang saham, direksi, bagian teknik, bagian
produksi dan pemasaran bahwa produk baru tersebut dapat dibuat dan memang akan
menguntungkan perusahaan. Melalui pendekatan formal semacam ini, maka keputusan
tidak saja dibuat akan tetapi diungkapkan pada semua pihak yang berkepentingan,
sebagai usaha utama untuk meyakinkan pihak lain. Pendekatan formal ini
membutuhkan sistematika yang jelas, masuk akal, seluruh tahapannya mengikuti
urutan yang benar dan kesimpulan akhir merupakan hasil yang konsisten dari
seluruh proses. Informasi yang disusun secara teratur dan sistematik dan selalu
diperbaharui maka ia akan merupakan sarana pengambilan keputusan tidak lain
merupakan usaha pentransformasian. Informasi ke dalam bentuk usulan atau
alternatif. Inti dari sistem informasi manajemen adalah penyusunan informasi
secara teratur dan sistematik mengikuti struktur organisasi dan digunakan untuk
mendukung proses pengambilan keputusan manajemen. Dalam lingkup keputusan yang
bersifat rutin maka sistem informasi manajemen merupakan alat Bantu yang sangat
diperlukan karena informasi yang terolah dengan baik dapat memberi arah pada
keputusan yang baik tinggal menambahkan faktor pertimbangan yang perlu
dihasilkan oleh pengambil keputusan. Satu langkah yang lebih kontemporer lagi,
adalah dengan memasukkan beberapa aspek dari mekanisme keputusan ke dalam
sistem informasi manajemen tersebut, sehingga pengambil keputusan pada dasarnya
hanyalah tinggal memilih saja. Analisis Keputusan: Sebagian besar
keputusan-keputusan yang dibuat dalam hidup kita ini adalah berdasarkan
intuisi. Kita mempertimbangkan pilihan-pilihan yang kita hadapi berdasarkan
informasi yang telah kita miliki dan sesuai dengan preferensi kita' untuk
kemudian dengan proses intuitif dapat menuju suatu tindakan yang mencerminkan
keputusan terbaik yang kita pilih. Ciri utama intuisi yang amat mengganggu kita
adalah kenyataan bahwa logika dari intuisi tidak dapat ditelusuri secara
rasional. Bila seorang Direktur perusahaan mengambil keputusan berdasarkan
intuisi, mungkin ia akan berkata,saudara- saudara sekalian, saya telah membaca
semua laporan yang masuk dan setelah mempertimbangkannya masak-masak, saya kira
sebaiknya kita bergabung dengan Perusahaan X .Meskipun mungkin keputusan
tersebut merupakan pemikiran yang cemerlang, tetapi kita sama sekali tidak
dapat mengevaluasinya. Tak ada jalan atau alat analisis untuk memeriksa langkah
demi langkah untuk menentukan apakah keputusan tersebut merupakan suatu
konsekuensi logis dari pilihan-pilihan, informasi yang tersedia dan preferensi
pengambil keputusan. Semuanya itu hanya berlangsung dalam pikiran si pengambil
keputusan saja dan tidak dapat menerangkan secara jelas kepada orang lain.
Dalam kehidupan modern, di mana
saling ketergantungan antar banyak unsur makin meningkat, maka makin pentinglah
bagi seorang untuk dapat menerangkan bagaimana ia dapat sampai pada suatu
keputusan. Juga adalah hal yang amat penting untuk dapat mengetahui bagaimana
perubahan faktor-faktor yang berpengaruh akan dapat mengakibatkan berubahnya
keputusannya yang terdahulu. Suatu proses pengambilan keputusan yang bukan
berdasarkan intuisi, tetapi berdasarkan tahapan-tahapan yang sistematik dalam
analisis keputusan ini. Analisis keputusan sebagai suatu prosedur untuk
menganalisis suatu persoalan keputusan. Prosedur ini pada dasarnya merupakan
suatu cara untuk memastikan bahwa langkah- langkah yang penting telah
benar-benar dilakukan. Sehingga sebagai satu kesatuan yang lengkap, hasil yang
diperoleh dapat diyakini kebenarannya. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa
di dalam prosedur keputusan akan terdapat tiga tahapan utama, yaitu,Tahap
deterministik Dalam tahap ini perubah-perubah (Variable-variable) yang
mempengaruhi keputusan perlu didefinisikan dan disalinghubungkan, perlu
dilakukan penetapan nilai, dan selanjutnya tingkat kepentingan perubah diukur
tanpa terlebih dahulu memperhatikan unsur ketidakpastiannya,Tahap probabilistik
Ini merupakan tahap penetapan besarnya ketidakpastian yang melingkupi
perubah-perubah (variable-variable) yang penting dan menyatakannya dalam bentuk
suatu nilai. Dalam tahapan ini juga dilakukan penetapan preferensi atas risiko,Tahap
informasional Intinya adalah meninjau hasil dari dua tahap yang terdahulu guna
menentukan nilai ekonomisnya bila kita ingin mengurangi ketidakpastian pada
suatu perubah yang dirasakan penting. Dengan demikian dari tahapan ini kita
dapat menentukan apakah masih diperlukan pengumpulan informasi tambahan untuk
dapat mengurangi kadar ketidakpastian. Bila ternyata kita mendapatkan bahwa
nilai informasi lebih kecil dibandingkan dengan ongkos yang dikeluarkan, maka
tak perlu kita mencari informasi tambahan, sehingga hasil dari proses
pertamalah yang kita jalankan.
Definisi sim dan jenis sim. Sistem Informasi adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi
dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan
yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi
menjadi beberapa bagian.
·
Transaction Processing Systems (TPS) TPS adalah sistem
informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah
besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS
berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi
dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau
digunakan oleh manajer.
·
Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems
(KWS) OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data,
yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis
informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya
dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan
organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek OAS seperti word
processing, spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice
mail,email dan video conferencing. KWS mendukung para pekerja profesional
seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan
baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau
masyarakat.
·
Decision Support
Systems (DSS) DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai
sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung
pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap
wewenang eksklusif pembuat keputusan.
·
Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI) AI dimaksudkan
untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk
melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis
kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem
ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah
serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut
knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan
seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi.
Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan
sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus.
Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin
interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan
pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna.
·
Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative
Work Systems bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan
semi- terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems
membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama
menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner,
konsultasi dan skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup
pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim
melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
·
Executive Support Systems (ESS) ESS tergantung pada
informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur
interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan
pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.
Peran sim pada pengambilan keputusan, dalam suatu organisasi
dapat diuraikan menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan, yaitu
pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan
pengolahan, file komputer maupun non komputer. Pada tahap pemahaman hubungannya
dengan SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik
dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus
memberikan kedua cara tersebut. Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua
data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas
menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran
komunikasi untuk masalah-masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan
kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah-masalah tersebut dapat
ditangani. Pada tahap ini juga perlu ditetapkan kemungkinan- kemungkinannya.
Dukungan SIM memerlukan suatu data base dengan data
masyarakat, saingan dan intern ditambah metode untuk penelusuran dan penemuan
masalah- masalah. Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah
membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta
memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus
membantu menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat
lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini
melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian
kembali data base. Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila
hasil-hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan
keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka peranan SIM berubah menjadi
pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian. Dukungan SIM pada
tahap pemilihan adalah memilih berbagai model keputusan melakukan analisis
kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan prosedur pemilihan. Dukungan
SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu database yang lengkap,
kemampuan pencarian kembali database, perangkat lunak statistika dan analitik
liainnya, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan
model-model keputusan. Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman,
.yang menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan
keputusan. Istilah pemahaman di sini mempunyai arti sama dengan pengenalan
masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada prosed pemilihan. Sering
orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil keputusan, ini merupakan suatu
pemyataan yang salah kaprah dan tidak mengetahui letak peranan komputer serta
bagaimana suatu proses pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya
hanya dapat diambil atau dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, manusia
pengambil keputusan harus selalu menjadi bagian dari suatu pemilihan. Suatu
algoritma keputusan, suatu aturan keputusan atau suatu program komputer hanya
membantu dengan memberikan dasar untuk suatu keputusan, akan tetapi pemilihan
keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan komputer mengambil
keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa beberapa keputusan dapat
diprogramkan, sedangkan keputusan-keputusan yang lain tidak. Hal ini
mengingatkan bahwa klasifikasi tentang keputusan terprogram dan tidak
terprogram sangat penting untuk perancangan SIM. Ada suatu kecenderungan di
antara para perancang SIM untuk beranggapan, bahwa suatu database (pusat data)
saja akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan demikian
sebenarnya telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan
yang berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan
pengambil keputusan, itu sendiri. Oleh karena itu pengambilan keputusan dapat
diperbaiki dengan data yang lebih baik, model keputusan yang lebih baik, atau
pengambil keputusan yang lebih baik (lebih terlatih, lebih banyak pengalaman,
dan sebagainya). Pada dasarnya, suatu sistem informasi memiliki sifat yang
hampir sama dengan sistem produksi yang mengkonversikan bahan baku menjadi
produk yang mungkin langsung digunakan oleh konsumen atau menjadi bahan baku
untuk fase konversi berikutnya. Sistem informasi mengkonversi data kasar
menjadi suatu laporan yang dapat dipakai atau menjadi input untuk proses
lanjutan. Banyak manajemen yang tidak puas dengan sistem informasi mereka dan
secara tajam langsung menyalahkan sistem komputer. Tiga alasan yang dapat
menimbulkan hal ini adalah: Besarnya harapan yang tidak terpenuhi,Tidak
tepatnya analisis sistem dan Sindroma komputer yaitu anggapan bahwa komputer
mampu menanggulangi segala kelemahan manajemen. Komputer hanya dapat
dimanfaatkan bila telah dianalisis berdasarkan perbandingan biaya dengan
efektifitasnya dan digunakan secara layak. Keunggulan komputer sebagai suatu
alat terletak di dalam kemampuannya mengolah data yang banyak dan kompleks
serta melakukan perhiturgan-perhitungan yang rumit dalam waktu yang singkat.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan orang-orang di dalam
manajemen untuk bersikap terbuka dalam menyampaikan masalah-masalah yang ingin
dibantu pemecahannya dengan menggunakan komputer.
PENUTUP
KESIMPULAN
Sebuah organisasi, apalagi organisasi yang besar yang
memiliki jaringan transaksi yang cukup besar, sangat membutuhkan tersedianya
informasi. Selain itu adanya departemenisasi dalam suatu organisasi, kebutuhan
informasi bukan merupakan persoalan yang sederhana. Kebutuhan informasi bukan
hanya berkaitan dengan relasi di luar organisasi, tetapi juga berkaitan dengan
personil yang ada pada departemen dalam organisasi yang bersangkutan.
Oleh karena itu diperlukan koordinasi dan komunikasi yang
sistematik. Semakin kompleksnya kegiatan dan berkembangnya
unit/satuan/departemen yang ada dalam suatu organisasi, semakin mempersulit
koordinasi dan komunikasi apabila tidak diciptakan suatu sistem. Apabila hal
itu terjadi, maka akan menimbulkan kesulitan dalam pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar