Negara Indonesia adalah Negara yang majmuk dan beranekaragam. Siapapun warga negara berhak untuk menjadi pemimipn bangsa ini. Termasuk Bang Rhoma Irama berhak menjadi pemimpin bangsa ini. Tetapi ada hal - hal yang perlu diperhatikan sebelum menjadi seorang pemimpin karena menjadi sosok pemimpin bangsa bukanlah hal yang mudah dan gampang. Menjadi pemimpin diperlukan tekat positif yang pasti dan didukung oleh moral yang kuat sehingga tidak bisa tergolak oleh berbagai gelombang politik.
Menjadi seorang pemimpin, diakui Rhoma, tidak hanya dilihat dari
karier politiknya. Pemimpin, lanjutnya, tidak terlepas dari takdir. Ia
pun mengutip salah satu ayat Al Quran yang menerangkan soal kuasa Tuhan
Yang Maha Esa dalam memberikan dan mencabut kekuasaan. "Hanya pada
akhirnya presiden itu takdir. Pada akhirnya, Allah yang memberi
kekuasaan dan mencabut kekuasaan itu. Ujung-ujungnya takdir juga," ujar
pemimpin grup musik Soneta Group ini.
Meski terbilang tidak
sesenior Ical ataupun Prabowo, Rhoma tidak bisa dikatakan sebagai
pendatang baru di kancah perpolitikan Tanah Air. Pada masa awal Orde
Baru, Rhoma sempat menjadi maskot penting Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) yang bernapaskan Islami. Ia juga sempat menjadi anggota DPR
mewakili utusan Golongan, yakni mewakili seniman dan artis pada tahun
1993. Pada Pemilu 2004, Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.
Dengan bekal karier politiknya itu dan perjuangannya selama ini melalui jalur seni dan dakwah, Rhoma pun siap terjun ke dunia politik
dan bersaing dengan para politisi senior itu. "Saya siap berkompetisi
dengan beliau-beliau. Kalau tidak siap berkompetisi, saya tidak akan
menyatakan maju," ujarnya tegas.
Raut wajah Rhoma terlihat serius
saat menyatakan kesiapannya beradu dengan para politisi senior.
Pandangan lurus sambil jari telunjuknya mengacung. Rhoma terlihat tak
gentar.
Lalu, siapa sosok yang menjadi pesaing beratnya? "Saya
belum bisa berkata begitu karena ini baru wacana, kecuali sudah resmi
menjadi calon presiden diusung oleh partai dulu baru saya bisa bicara lebih lanjut," kata Rhoma.
Menjadi seorang capres memang dibutuhkan popularitas, untuk bisa memenangkan pentas politik akbar ini. Melihat keadaan sosial dan geografis Indonesia, menjadi terpilih sebagai pemimpin adalah bukan perkara yang mudah. Karena keberadaan masyarakat diikat oleh kepentingan - kepentingan kelompok dan ekonomi, sehingga tidak bisa hanya mengandalkan popularitas semata untuk tampil dalam panggung pilitik. Dalam hal ini adalah Bang Rhoma Irama akan mengandalkan popularitas untuk menjadi capres Bangsa ini. Hak sebagai warga Negara adalah salah satunya berhak menjadi ikut serta dalam pentas politik yaitu menjadi bagian pesta politik yang dilaksanakan lima tahun sekali.
Bang Rhoma Irama merupakan sosok yang baru - baru ini banak terlibat brbagai masalah. Seperti kasus poligami yang sempat diekspos dan yang terbaru adalah aksi Raja Dangdut ini menyinggung negatif tentang pilgub DKI Jakarta yakni pasangan Jokowi - Ahok melalui ceramahnya disalah satu majlis, sehingga memicu asumsi bahwa Bang Roma Irama tidak akan bisa bersaing dengan para pesaingnya dalam pemilihan perisiden dan wakil presiden 2014 mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar